Kisah Imam Abu Hanifah Berdebat Dengan Seorang Atheis

Abdiaswaja - Dikisahkan dimasa hidupnya salah satu imam mazhab yaitu Imam Abu Hanifah, dimasanya terdapat seorang atheis yang memiliki kemampuan berdebat yang hebat, dia sanggup mematahkan argumen siapapun yang menjadi lawan debatnya, hingga seluruh penduduk kota sudah tidak ada lagi yang berani dan mampu menghadapi perdebatan dengan seorang atheis ini. Dia berdiri tegak diatas dataran yang lebih tinggi dari para penduduk sambil mengatakan perkataan yang berisi tantangan, tetapi tidak ada satu pun yang berani dan semuanya terdiam, tiba-tiba berjalan seorang pemuda mendekati orang etheis ini, dan pemuda ini bernama Imam Abu Hanifah, lalu Abu Hanifah mencoba untuk menantang orang atheis ini dan siap menjawab apa saja yang ditanyakan oleh orang atheis ini, dan terjadilah perdebatan seperti ini:



Atheis : "aku akan bertanya kepadamu dan engkau harus menjawab dengan jawaban yang aku bisa menerimanya, pertanyaannya adalah pada tahun berapa tuhan kalian dilahirkan?

Imam Abu Hanifah : "Tuhan itu tidak beranak dan tidak diperanakan"

Atheis : "itu jawaban berdasarkan agama kalian, aku tidak mau menerimanya, berikan jawaban yang bisa aku terima, karna sesuatu yang ada pasti ada yang melahirkannya"

Imam Abu Hanifah : "Allah itu ada sebelum adanya sesuatu, apakah kamu tahu tentang perhitungan angka?

Atheis : "iya saya tau soal perhitungan angka"

Imam Abu Hanifah : "angka berapa sebelum angka satu, adakah angka lain sebelum ada angka satu?"

Atheis : "ya tidak ada angka lain, semua orang juga mengetahuinya kalau tidak ada angka lain sebelum angka satu"

Imam Abu Hanifah : "itulah jawabanya, mengapa anda begitu yakin tidak ada angka sebelum angka satu dan tidak mempertanyakan, tetapi mengapa kamu meragukan dan heran kalau Allah itu awal dan dan tidak ada yang lebih awal, kamu tidah heran kalau tidak ada angka sebelum angka satu, mengapa engkau berani meragukan Allah itu awal"



Lalu terdiamlah atheis ini diperdebatan pertama dan dia mengaku kalah. Lalu dia menanyakan pertanyaan yang lainnya.

Atheis : "dimana tuhan itu berada, karna segala sesuatu pasti ada tempatnya?"

Imam Abu Hanifah : "Apakah tuan tau bentuk air susu, apabila didalamnya dimasukan keju lalu bercampur kandunganya, bisakah tuan memberi tahu saya dimana posisi keju tersebut dalam gelas?"

Atheis : "ya keju itu sudah berbaur dan meliputi semua susu tersebut"

Imam Abu Hanifah : "begitu juga dengan Allah yang meliputi segala tempat"

Lalu atehis pun terdiam dan mngajukan pertanyaan yang lain.

Atheis : "jelaskan kepadaku zat tuhanmu itu apa, benda padatkah atau benda cair?"

Imam Abu Hanifah : "pernahkah tuan duduk disamping orang yang sedang sakratul maut? dia awalnya bergerak gerak? dan saat ruhnya keluar apakah tuan tahu ruhnya keluar, padahal tuan ada disampingnya? apakah tuan juga tahu apa zat dari ruh yang keluar itu?"

Atheis : "saya tidak mengetahuinya dan tidak tau zat ruh itu seperti apa"

Imam Abu Hanifah : "tuan aja tidak mengetahui zat ruh seorang makhluk yang padahal tuan duduk disampingnya saat sakratul maut, tapi tuan tidak pernah mempermasalahkannya, apalagi zat tuhan yang tidak mungkin anda ketahui, tetapi tuan berani sekali mempertanyakannya"

Atheis : "Wahai Hanifah, ke arah manakah tuhan menghadap?"

Imam Abu Hanifah : "tuan pernah menyalakan lampu? bisa kah tuan menjelaskan kemana arah cahaya itu menghadap?, begitu lah Allah yang tidak terikat dengan arah manapun"

Atheis : "jika tuhan itu awal, kapan berakhirnya?"

Imam Abu Hanifah : "tuan kembali lagi lah ke jawaban pertama tadi, angka ada awalnya yaitu satu, apakah angka ada akhirnya? angka akan terus bertambah dan tidak ada akhirnya begitu pula tuhan yang awal dan tidak ada akhirnya"

Atheis : "lalu apa yang dilakukan tuhan sekarang?"

Imam Abu Hanifah : "tuan, dari tadi aku menjawab dibawah, dan anda bertanya di atas, bagaimana kalau sekarang kita bertukar tempat, anda duduk dibawah dan saya menjelaskan diatas".

Lalu bertukarlah tempat, atheis duduk dibawah dan Imam Abu Hanifah berdiri diatas.

Imam Abu Hanifah : "tuan mau tau apa yang dilakukan tuhan sekarang?, tuhan mengetahui jika ada orang sombong berbicara dan berdiri diatas sini, tuhan akan menurunkannya duduk dibawah dan mengangkat orang yang benar untuk berdiri diatas"

Lalu orang atheis ini benar-benar terdiam, dan mengakui kekalahanya, dari kisah ini bisa kita petik pelajarannya yaitu kita sebagai umat islam harus benar-benar pintar dan bisa berargumen minimal ketika kita belum mampu, kita tidak boleh berhenti untuk belajar dan terus belajar.

Sekian dan trimakasih sudah membaca.












Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kisah Imam Abu Hanifah Berdebat Dengan Seorang Atheis"